Kita Akan Menjadi Apa Yang Kita Percayai
Pada kali ini sipolos akan membagikan
cerita yang berjudul kita akan menjadi apa yang kita percayai, sebelum
masuk kecerita sipolos ingin menanyakan sesuatu kepada seluruh
pengunjung sipolos.com yang membaca artikel ini. yang ingin saya
tanyakan ialah “Anda ingin menjadi apa?”. Untuk seluruh teman teman
pembaca, yang ingin berbagi informasi tentang cita cita atau keingin
Anda, bisa kalian share di halaman komentar pada post ini.
Beberapa hari kemudian menetaslah satu persatu telur telur yang dikerami oleh induk ayam betina tersebut. Diantara anak anak ayam yang baru saja menetas ada satu ekor yang berbeda diantara anak anak ayam yang lainnya. Satu ekor tersebut ialah seekor anak elang yang telah terpisah dengan dari induknya semasa dia masih sebuah telur dan kemudian dia dikerami oleh ayam betina. Kita ia terlahir di lingkungan keluarga ayam. Lama kemudian Elang kecil itu, tumbuh bersama anak-anak ayam lainnya. Dan si Elang kecil itupun percaya bahwa ia adalah seekor anak ayam. Ia juga mencintai sangkar dan induk ayam, namun, ada keinginan lain di hati kecilnya.
Elang kecil itu, suatu ketika, melihat elang-elang besar yang sedang mengepakkan sayapnya yang indah di angkasa. Ia kagum sekali dengan kegagahan mereka.
“Andai aku dapat terbang seperti burung burung itu.” – ucapnya sambil menatap langit.
Mendengar ucapan elang itu, anak anak ayam tertawa sambil meledek si elang kecil itu.
“Hahaha.. kamu jangan bermimpi untuk
bisa terbang seperti mereka, Kamu itu seekor ayam, dan ayam tidak akan
bisa terbang seperti burung burung itu!” – ucap anak ayam.
anak anak ayam tersebut terus
menertawakan si elang kecil itu, tapi si elang itu tetap saja menatap ke
arah langit memandangi kekaguman burung burung elang yang terbang
dengan gagah.
Setiap hari si elang kecil itu terus memandangi dan melihat burung burung elang yang sedang terbang dengan gagahnya, dan ia terus berandai andai untuk bisa terbang tinggi seperti burung burung itu, tapi setiap hari juga dia selalu di ejek dengan keluarga ayamnya.
Karena setiap hari dia selalu di ejek oleh anak anak ayam serta di nasehati oleh induk ayam bahwa dia hanya seekor ayam yang tidak mungkin bisa terbang membuat si anak elang kecil tersebut menjadi pesimis akan mimpinya tersebut. Dengan banyaknya ejekan dan nasihat yang sering dia dengarkan membuat si elang tersebut menghentikan dan melupakan mimpinya dan hidup seperti layaknya ayam biasa. Setelah sekian lama dia hidup menderita menjadi seekor ayam akhirnya lama kelamaan elang kecil tersebut mati.
(sumber:http://www.sipolos.com/menjadi-apa-yang-kita-percayai/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar